Jumat, 21 Oktober 2011

Terapi ikan bisa tularkan AIDS?



Terapi ikan yang dipercaya dapat mengatasi jenis penyakit, khususnya penyakit yang berhubungan dengan syaraf-syaraf dan persendian ini justru di sebut-sebut sebagai media penularan virus HIV/AIDS. Mungkinkah demikian?

Anda mungkin pernah melihat atau mendengar terapi ikan yang kini marak di beberapa pusat perbelanjaan. terapi ini dilakukan dengan cara memasukkan kaki Anda kedalam bak yang berisi ikan garra rufa, dan kemudian biarkan ikan bekerja dengan mengigit kaki Anda.

Banyak orang percaya bahwa terapi itu bisa mengatasi jenis penyakit tertentu. Namun, dalam sebuah penelitan terbaru justru mengatakan hal sebaliknya.

Seperti dikutip dari Telegraph, Badan Perlindungan Kesehatan Inggris mengingatkan ancaman baru bagi mereka yang suka melakukan terapi ikan. Penyakit seperti diabetes, sistem kekebalan tubuh menurun (psoriasis) hingga terinfeksi HIV mengincar keselamatan Anda.

"Kami mengeluarkan petunjuk ini karena jumlah terapi semacam ini terus meningkat. Jika prosedur higienitas dengan benar diikuti, risiko infeksi ini akan menjadi rendah. Namun, masih ada risiko transmisi dari sejumlah infeksi, seperti HIV dan hepatitis," ujar seorang juru bicara dari Badan Perlindungan Kesehatan Inggris.

Lembaga itu menyakini bahwa air dalam bak yang berisi ratusan hingga ribuan ikan itu mengandung mikroorganisme (bakteri). Bakteri yang berasal dari air bak yang kotor akan dipindahkan melalui ikan-ikan dan kemudian menularkan kepada konsumen yang melakukan terapi tersebut.

Hal ini perlu diwaspadai, mengingat air dalam bak tidak langsung diganti setelah digunakan oleh konsumen.

Penyebaran virus HIV juga mungkin terjadi di terapi ikan ini. Pada saat ikan-ikan kecil tersebut akan menggigit kulit mati yang terdapat di bagian kaki, tanpa disadari, ikan tersebut menggigit terlalu kuat dan menyebabkan terjadinya luka dan keluarnya darah.

Melalui perantara air yang sudah terkontaminasi darah dari penderita HIV, maka dengan mudah menulari pasien yang lain saat sedang melakukan terapi jika konsumen memiliki luka atau infeksi di kaki.

Sementara itu, Dr Hilary Kirkbride, konsultan epidemiologi dari HPA, menyarankan agar pemilik terapi lebih menjaga kebersihan demi kesehatan para pengunjungnya.

Kirkbride juga menyarankan agar air dalam bak sebaiknya diganti setiap selesai digunakan satu orang.

"Jika standar kebersihan yang baik diikuti oleh pemilik terapi, masyarakat tidak mungkin akan terjangkit infeksi dari terapi ikan tersebut, meskipun risikonya akan lebih tinggi untuk orang-orang tertentu," ujar Kirkbride.

Nah, apakah Anda masih berminat untuk mencoba terapi ikan ini?

Tidak ada komentar: